Netmedia88.blogspot.com - Ketua Umum Partai Demokrat yang juga Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara soal rencana aksi unjuk rasa besar-besaran pada Jumat (4/11/2016).
Hal tersebut diungkapkannya dalam konferensi pers di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Rabu (2/11/2016).
Tak lama setelah konferensi pers dimulai, ia langsung menyinggung soal tuduhan ada partai politik yang mendalangi dan mendanai aksi tersebut.
SBY tak menyebutkan secara jelas partai politik mana yang dituding seperti itu.
Ia juga tak menyebutkan, siapa yang melayangkan tuduhan.
Namun, setiap kali menyebut ada parpol yang disinyalir mendalangi aksi, nada SBY meninggi.
Beberapa topik turut disinggungnya pada kesempatan tersebut.
Selain mengenai adanya parpol yang diduga mendanai demo tersebut, SBY juga menyinggung soal hilangnya dokumen asli tim pencari fakta (TPF) kasus pembunuhan Aktivis HAM Munir Said Thalib hingga klarifikasi dirinya yang dituding memiliki harta kekayaan pribadi senilai Rp 9 triliun.
Rangkaian tudingan tersebut terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
SBY merasa seolah didera "serangan politik" sejak mengusung putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono untuk maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2017.
Dosen Komunikasi Politik Universitas Bengkulu Lely Arrianie menilai, ada kondisi yang membuat SBY tidak nyaman.
"Kata simbolik agar dia bisa melewati serangan politik itu kan simbol yang luar biasa bahwa dia sangat terganggu dan merasa tidak nyaman," kata Lely, saat dihubungi, Kamis (3/11/2016).
Lely mengatakan, strategi "playing victim" bisa jadi menjadi salah satu strategi yang digunakan SBY dalam rangka mengusung putranya pada Pilkada DKI.
"Bahwa gempuran dari berbagai pihak untuk pencalonan Agus begitu luar biasa," ujar dia.
"Boleh jadi itu salah satu strategi yang digunakan untuk mengusung proses branding image Agus bahwa gempuran dari berbagai pihak untuk pencalonan Agus begitu luar biasa," lanjut Lely.
Konpers SBY dan terbelahnya persepsi publik
Meski demikian, menurut Lely, publik tak sepenuhnya melihat ada agenda khusus di balik konferensi pers yang digelar SBY.
Menurut Lely, persepsi publik terbelah dua.
Bagi para simpatisan Demokrat atau barisan partai pendukung Agus, langkah SBY tersebut bisa jadi dianggap sebagai sinyalemen positif bahwa ada perlawanan dari SBY tentang segala isu yang melekat pada pencalonan Agus.
Namun, dari sudut pandang lawan tanding politik Agus, persepsi akan menjadi berbeda.
"Jadi tinggal bagaimana orang mempersepsikannya. Tapi di balik semua persepsi. (Konferensi pers) itu pesan simbolik politiknya kental sekali," ujar Lely
(VL/4/11/2016)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar