Netmedia88.blogspot.com - Kini gerakan demo 4 November berkumandang begitu sangat keras di seluruh penjuru negeri, seakan gerakan ini telah menjadi simbol bagi mereka yang mengatakan sangat teraniaya dengan ucapan Ahok yang secara nurani sebenarnya tidak pernah mengurangi apa yang kita katakan Nilai-nilai ajaran Alquran.
Penistaan itu artinya merendahkan secara terang-terangan dengan adanya niat, dan jika dilakukan terus menerus secara masif, dan sengaja, barulah sangat layak, gaung pergerakan bela agama layak untuk dilakukan. Bela agama dilakukan untuk apa?, tentu jika agama tersebut goyah dan dilecehkan terus menerus.
Sementara Ahok, sudah meminta maaf, walau sebenarnya, jika diteliti secara mendalam, tiada unsur keinginan untuk melecehkan, jika saudara-saudara sekalian menghabiskan waktu menonton video yang diskandalkan oleh para pemangku kepentingan politik di Pilkada DKI Jakarta. Jika memang benar ahok menistakan agama, dan itu disengaja, dan dilakukan secara terus-menerus, kita sepakat bumi hanguskn ahok dari bumi pertiwi yang merusak keberagaman.
Kenyataannya..
Ahok malah membangun masjid, memberi santunan dan bantuan dan gerakan agar banyak remaja jakarta yang hafal Juz, memberikan bantuan agar masyarakat tidak mampu berangkat naik haji. jadi sebenarnya Ahok itu ingin didemo pada 4 November nanti tujuannya apa? dengan hati nurani yang bersih, justru mendemo ahok adalah antitesis dari yang digaungkan selama ini.
Masa seseorang yang secara terang-terangan, bukan beragama islam, namun membangun masjid, memberangkatkan orang naik haji, malah didemo hanya karena perkataan yang, maaf sekali, sangat jauh dari kata penistaan. Kalau bukan karena kesilapan perkataan, bisa secara jelas, kasus ahok hanyalah bualan dari para politikus busuk yang menggunakan agama sebagai tameng karena tidak memiliki lagi yang dinamakan senjata untuk menurunkan pamor ahok yang dikatakan si kafir.
Enough is enough, Indonesia itu negara Hukum jelas, jika ahok bersalah, biarlah dia bersalah dengan kadar yang benar-benar dalam koridor bersalah, bukan dibuat-buat atau karena dibesar-besarkan. Semua orang tahu, manusia bisa kelu lidah, bisa salah berkata, bisa berbuat salah. Namun menista agama?, adakah disengaja?, apakah benar ada niat dari Ahok menista agama? come on Indonesia, negara yang katanya dewasa dan moderat dan agamais.
Topiknya Bela Agama, Biayanya 100 Milliar.
Kalau bela agama, kenapa tidak bangun pesantren saja?, di Indonesia ini, akan banyak penista agama kelak di masa depan, mengapa tidak bangun ratusan pesantren saja, supaya kelak jika ada penista agama baru, bukannya ribut melulu, namun proses auto edukasi di masyarakat bisa terjadi dengan semakin banyaknya para pemilik Ilmu Tuhan.
100 Milliar itu, bisa membangun banyak kesempatan bagi para pembela agama sejati, daripada dihabiskan di satu hari yang sangat tidak relevan duduk persoalannya, menghakimi seseorang yang tidak secara jelas-jelas memiliki niatan untuk menistakan agama.
Memang benar Uang bukanlah sesuatu bagi Allah, bila Allah mengkehendaki, ratusan kali lipat dari 100 Milliar akan diturunkan, jika benar itu jalan Allah, nah jikalau tidak?, ditunggangi sebuah kepentingan yang tidak menusuk secara langsung ke akar persoalan. Seorang ahok yang menghajikan seseorang, kemudian diperkarakan dengan biaya 100 Milliar, hanya untuk ego seorang tokoh agama yang secara jelas-jelas menolak Pancasila sebagai dasar negara.
Bangunlah, Sumber Daya Manusia kita masih sangat kurang. Jika kalian menginginkan keadilan, mintalah kepada Allah. Perkara-perkara seperti ini, jika merasa terlukai secara mendalam, coba tilik secara mendalam, siapakah yang kalian bela, politikus atau Agama.
Kalau kita lihat. Lebih elok 100 Milliar duit, entah milik siapapun itu di belakang empat November ini digunakan untuk bangun Pesantren saja, daripada biaya memperkarakan Ahok. Jikalaupun Ahok kemudian dipenjara pun lalu apa, bahwa keadilan sudah tercapai, tidak merasa bersalah memenjarakan orang yang pernah membantu orang naik haji, padahal dia sendiri pun non islam? Apakah Indonesia langsung tentram? Mari renungkan bersama-sama, apakah niat seseorang di balik semua ini, siapakah yang lebih mementingkan menghabiskan 100 Milliar di satu hari untuk memperkarakan seseorang yang tidak terbukti memiliki niatan menistakan agama, dari pada membangun ratusan pesantren yang siap menghalau para penista agama yang sebenarnya di masa depan.
(VL/4/11/2016)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar